Kali ini kita
UD. Damai Jaya akan ngebahas soal sejarah dan pengetahuan yang mungkin diantar pembaca artikel kami ada yang belum mengetahuinya, oleh sebab itu kami akan membagi pegetahuan yang kami dapat kepada semua pembaca. Yang akan kami bahas ini cukup menarik loh, kita akan membahas tentang asal usul/sejarah kabupaten Sidoarjo. Untuk warga Sidoarjo pastinya banyak yang tau akan cerita ini karena tidak mungkin masyarakat melupakan sejarah yang telah melekat pada daerah tempat tinggal mereka.
Sidoarjo merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Jawa timur, Indonesia. Kabupaten Sidoarjo ini ternyata berbatasan langsung dengan Surabayah loh, juga Kabupaten Gresik di utaranya, selat Madura di wilayah timur, diwilayah selatan berbatasan dengan Kabupaten Pasuruan, dan untuk wiliyah barat berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto. Dan yang lebih menarik lagi adalah ternyata Kabupaten sidoarjo ini sering disebut penyangga
Kota Surabaya, dan merupakan kawasan Gerbang Kertosusila.
Wah, ternyata baru awalnya saja sudah menarik yah, bagaimana kalau kita lanjut lagi mengulas asal usul/sejarah dari Kabupaten Sidoarjo ini. Sidoarjo dulu awal mulanya dikenal sebagai pusat kerajaan Janggala. Saat itu adalah masa kolonialisme Hindi-Belanda, dan pada saat itu Sidoarjo bernama Sidokare yang merupakan salah satu bagian dari Kabupaten Surabaya. Sidokare ini dulunya dipimpin oleh seorang patih yang diketahui bernama R. Ng. Djojohardjo yang tinggal di kampung pucang anom dan dibantu oleh seorang wedana yang bernama Bagus Ranuwiryo yang tinggal di kampung Pangabahan. Tepatnya pada tahun 1859, Pemerintah Hindia Belanda mengambil keputusan yang berdasarkan No. 9/1859 tanggal 31 Januari di tahun yang sama Staatblad No. 6, yang kemudian membuat Kabupaten Surabaya dibagi menjadi 2 bagian antara lain Kabupaten Surabaya dan Kabupaten Sidokare. Yang kemudian Sidokare dipimpin oleh R. Notopuro (kemudian beliau bergelar R.T.P Tjokronegoro) yang berasal dari Kasepuhan. Ia adalah putra dari R.A.P Tjokronegoro, Bupati Surabaya. Pada tanggal 28 Mei 1859 Kabupaten Sidokare yang memiliki konotasi kurang bagus lalu diubah menjadi Kabupaten Sidoarjo. Setelah itu R. Notopuro akhirnya wafat pada tahun 1862, maka yang diangkat sebagai Bupati menggantikan R. Notopuro adalah kakak almarhum pada tahun 1963 yang bernama R.T.A.A Tjokronegoro II yang merupakan pindahan dari Lamongan. Dan pada tahun 1883 Bupati Tjokronegoro akhirnya pensiun, digantikan oleh R.P. Sumodiredjo pindahan dari Tulungagung tetapi hanya menjabat selama 3 bulan karena beliau wafat pada tahun yang sama, dan R.A.A.T Tjondronegoro I diangkar sebagai gantinya. Dimasa Penduduk Jepang (8 Maret 1942 - 15 Agustus 1945), daerah delta Sungai Brantas termasuk Sidoarjo juga berada di bawah kekuasaan Pemerintah Militer Jepang (yaitu oleh Kaigun tentara laut Jepang). Tepat pada tanggal 15 Agustus 1945, jepang menyerah terhadap sekutu. Dan awal bulan Maret 1946 Belanda mulai mengaktifkan usaha usahanya untuk menduduki kembali daerah ini. Katika Belanda berhasil menduduki Gedangan, kemudian pusat pemerintahan Sidoarjo dipindahkan ke Porong oleh pemerintah. Daerah Dungus (Kecamatan Sukodono) menjadi daerah yang diperebutkan Pemerintah dan Belanda. Tanggal 24 Desember 1946, belanda mulai menyerang Kota Sidoarjo yang dimulai dari menyerang jurusan Tulangan. Sidoarjo akhirnya jatuh ketanggan Belanda tepat hari itu juga. Akhirnya pusat pemerintahan pun dipindahkan lagi ke daerah Jombang. Kemudian pemerintahan kependudukan Belanda dikenal dengan nama Recomba) yang berusaha membentuk kembali pemerintahan seperti pada masa kolonial dulu. Pada November 1948, dibentuklah Negara Jawa Timur yang merupakan salah satu negara bagian dalam Republik Indonesia Serikat. Sidoarjo yang berada di bawah pemerintahan Recombo hingga tahun 1949. Sebagai hasil kesepakatan Meja Bundar pada tanggal 27 Desember 1949, Belanda menyerahkan kembali Negara Jawa Timur kepada Republik Indonesia, sehingga daerah delta Brantas dengan sendirinya menjadi daerah Republik Indonesia.
Nah, gimana menarik bukan?. Akan tetapi masih ada loh yang kita bahas yaitu tentang letak geografinya, kuliner khasnya, dan juga pariwisata yang ada di Sidoarjo.
Wilayah Kabupaten Sidoarjo berada di daerah dataran rendah. Sidoarjo dengan sebutan kota Delta, karena berada diantara dua sungai yaitu pecahan Kali Brantas yaitu 1. Kali porong dan ke 2. adalah kali Mas. Kota Sidoarjo berada di selatan Surabaya, dan secara geografi kedua kota ini seolah olah menyatu.
Kupang Lontong + Sate Kerang
Bandeng Presto Sidoarjo
Candi Dermo, Candi Pari, Kelenteng Teng Swi Bio Sidoarjo, Kelenteng Tjong Hok Kiong, Kolam Pancing Sedati, Masjid Agung Sidoarjo, Makam Putri Ayu Sekar Dadu, Musium Empu Tantular, Pantai Ketingan, yups semua pariwisata diatas adalah pariwisata yang ada di Sidoarjo loh.